Rindu (kangen), beberapa
bulan ini aku mencoba untuk menghilang dari peredaran dan lingkungan yang biasa
aku jalani dalam kehidupanku, aku bosan dengan kehidupan yang seperti selama
ini aku jalani dengan kawan-kawan yang membuat aku jenuh dan mencoba mencari
sesuatu yang baru, suasana yang baru, . . .
benar-benar baru.
Kondisi yang baru aku temukan
dalam hidupku yang tenang dan nyaman, Namun menghilang dari peradaran membuat aku
nyaris mendengar “kangen” kangen atau rindu itu terdengar serius lewat telepon
dan pesan untukku dari kawan, sahabat dan keluarga yang tergolong lama tidak
ketemu. Bahkan yang jarang dapat khabar dariku juga mengatakan kangen,
tentu saja kangen itu timbul karena tidak berjumpa dan ingin tahu khabar!!!! Lantas
mengapa juga ingin tahu khabar?
Aku salah seorang yang
menepis rasa kangen, bahkan mencoba membuang jauh serta melarang diriku
terhadap rasa kangen tersebut namun tidak memungkinkan untuk dihilangkan
tepatnya “rindu yang terlarang”, mungkin anda pernah mendengar lagu browry
marantika, ternyata tidak cuma sebatas lirik lagu. Hal semacam ini aku juga
mengalaminya.
Bagaimana mungkin aku merindukan
seseorang yang jelas milik orang lain (bukan cemburu), respons cepat muncul
dari pikiranku untuk menepis rasa kangen dan membuang jauh!!! Itu saja, ……. namun
aku tidak setega itu, karena aku sangat tahu ia jenuh dengan orang yang tidak memperdulikannya,
tentu saja aku juga tahu kalau dia baik orangnya bahkan ia sobat yang terbaru
yang masuk dalam kategori “loyal” dalam list teman sejati………..!!! kwakawkkwa
Aku tidak segan-segan
mengatakan bahwa “aku orang jahat, kejam, bengis……!!! Namun rasa itu tetap ia
simpan untukku, bukan aku tidak tahu, apa yang membuatmu merindui????
Sebenarnya aku juga pernah kangen
100% pada sesorang justru ia pergi jauh dariku dan meminta pamit bersama kesedihannya,
aku pun tidak bisa melarangnya untuk pergi bahkan aku merelakan kepergiaannya
sebab aku yakin ia akan bahagia bersama orang lain tidak dengan aku saat ini. Aku
melepaskannya demi kebahagiaannya, ia pergi dengan kesedihan yang penuh dengan
air mata bercucuran. Menjadi bahagian dariku adalah hal yang memilukan.
Suatu saat ia akan merasakan
kerindukan padaku, namun aku tidak …………, aku adalah orang yang menepis rasa itu
dan melarang diriku untuk merindukan seseorang yang pergi jauh dariku walaupun
ia pamit dengan sedihnya. Tentu saja aku orang yang kejam, kejam bagi diriku,
aku tidak akan membiarkan diriku menyakiti mereka dengan rasa kangen itu. Rindu
menyakitkan nantinya.
Catatan ini hanya sebatas
luahan mengapa aku menepis rasa “kangen” dan melarang diriku untuk merindu”, bukan
pun aku tidak memiliki 1% pun rasa itu, rasa kangen yang berlimpah aku
khawatirkan, aku hanya kangen pada “ibu dan ayahku” karena ia akan selalu merindukan
wajah anaknya. Note: ”aku hanya kangen 100% untukmu yang menjadi milikku selamanya”.[]
pernah saya berkomentar tapi hilang ditelan dunia maya
ReplyDelete