Find us Here

Hikmah dan Anjuran untuk berinfak

A. Pengertian Infak

Infak berasal dari Bahasa Arab Nafaqa (Nun, Fa’, dan Qaf), yang memiliki makna keluar. kata dari kata tersebutlah istilah Nifaq-Munafiq, yang mempunyai arti orang yang keluar dari ajaran Islam. Dasar kata “infak” yang dikenal seharusnya kata “infaq” dengan menggunakan huruf “Qaf” bukan “kaf”. Dengan melihat dasar kata kembali ke dasar kata yang sebenarnya adalah “Infaq”. perubahan kata Infaq ke infak merupakan dialek keindonesian saja. 

Infaq juga dapat diartikan mengeluarkan sesuatu (harta) untuk suatu kepentingan yang baik, maupun kepentingan yang buruk. 

Hal ini sesuai dengan firman Allah yang menyebutkan bahwa orang-orang kafir pun meng "infaq" kan harta mereka untuk menghalangi jalan Allah:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ فَسَيُنْفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ وَالَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan” (Qs. Al Anfal : 36)

Sementara Infak menurut terminolgi adalah “Mengeluarkan sebagian harta untuk sesuatu kepentingan yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wata’ala, seperti menginfakkan harta untuk memenuhi kebutuhan keluarga”.


B. Anjuran untuk berinfak serta tidak Bakhil (kikir) dalam al-Qur’an 

Adakah kita merenungkan? Betapa beratnya kita mengeluarkan uang banyak untuk berinfak atau bersedekah dan betapa ringannya kita menghambur-hamburkan uang hanya untuk hal-hal kepentingan duniawi. Anjuran untuk berinfak Allah swt berfirman: 

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yag menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun di waktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah sebaik-baik pahala orang yang beramal.” (QS Ali Imron: 133-136).
Anjuran mulia  dari Allah swt ini bermakna, bahwa dalam kondisi sesulit apapun, manusia masih bisa memberikan sesuatu di jalan Allah. Meski cuma sedikit, yang terpenting adalah pemberian itu diberikan dengan keikhlasan dan hanya mengharap ridho ilahi. Namun terkadang, kita sangat sulit memberikan sedikit apa yang kita punya dalam kondisi lapang, apalagi dalam kondisi sempit dengan berbagai pertimbangan.

Padahal anjuran dan perintah Allah swt berinfaq pada waktu lapang tujuannya untuk menghilangkan perasaan sombong, serakah dan cinta yang berlebihan terhadap harta. Sedangkan bersedekah di waktu sulit dianjurkan agar sifat manusia yang lebih suka diberi dari pada memberi bisa berubah menjadi suka memberi daripada diberi. Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS At Thalak: 7)

Rasulullah saw pun mengingatkan kita untuk jangan segan bersedekah, meski hanya dengan sebutir kurma. 
“Jauhkanlah dirimu dari api neraka walaupun dengan (bersedekah) sebutir kurma.” (HR Muttafaq alaih). 

Di dalam ayat yang lain juga terdapat anjuran untuk berinfak:
{وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى}
“Dan adapun orang-orang yang bakhil” yang tidak mau menginfakkan hartanya di jalan Allah,“dan merasa dirinya cukup”akanRabb-nya dan tidak mengharapkan pahala-Nya. 
{وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى}
“Serta mendustakan ganjaran yang terbaik (al-husnâ)”
Para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan penggalan ayat ini. Perbedaan pendapat tersebut sebagaimana telah disebutkan pada firman-Nya
  {وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى}.
{فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى}
“Maka kelak kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar”, maksudnya Allah akan memudahkannya untuk melakukan perbuatan-perbuatan buruk yang tidak diridai oleh Allah sehingga nanti dia akan masuk ke dalam neraka. Muqâtil berkata, “Kami akan mempersusakanhnya untuk melakukan perbuatan baik.” 

C. Hikmah berinfak kepada orang-orang fakir

Pada kebanyakan ayat-ayat al-Quran misalnya pada ayat 253 surah al-Baqarah manusia diseru untuk berinfak dan mungkin saja ganjaran bagi orang-orang yang tidak menginfakkan hartanya adalah neraka jahannam. Saya tidak mengingkari bahwa upaya menolong orang lain adalah sebuah tindakan terpuji. 
Mengapa Allah Swt tidak memberikan harta dan benda kepadanya sehingga mereka tidak lagi membutuhkan uluran bantuan orang lain. Sesuatu yang ditahan oleh Allah Swt yang harus saya tebus; artinya saya harus lebih pemurah ketimbang Allah Swt dan kalau tidak tempat saya di neraka?

Terkadang disebutkan bahwa apabila seseorang itu fakir maka tentu saja ia telah melakukan sesuatu yang dikehendaki Tuhan supaya ia tetap bertahan fakir. Dan kalau kami kaya maka sudah barang tentu kami melakukan sesuatu sehingga mendapatkan kemurahan Tuhan. Karena itu, bukan kefakiran mereka dan juga bukan kekayaan kita yang tanpa hikmah!!

Sementara dalam perintah Ilahi untuk berinfak disebabkan oleh beberapa hikmah dan falsafah di antaranya:
Menguji orang-orang kaya
Melepaskan kecintaan luar biasa manusia yang terpendam dalam hatinya kepada dunia
Menciptakan kelembutan hati dalam diri manusia
Syukur atas segala karunia Ilahi
Menambah karunia
Menciptakan ketenangan jiwa dan batin
Menjauhkan musibah dan kematian buruk

Namun harap diperhatikan bahwa seluruh hikmah ini hanya akan berpengaruh tatkala harta yang didermakan adalah harta halal dan legal lantaran selain harta halal tidak akan diterima Allah Swt dan tidak akan menuai keberkahan.

Al-Quran pada ayat yang dimaksud dinyatakan,
“Hai orang-orang yang beriman, infakkanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepada kamu sebelum datang hari, yang pada hari itu tiada lagi jual beli (sehingga kalian dapat membeli kebahagiaan dan keselamatan untuk diri kalian), persahabatan yang akrab (persahabat-persahabat yang mendatangkan keuntungan materi), dan syafaat  (karena kamu akan tidak layak memperoleh syafaat). Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim (yang menzalimi diri sendiri dan orang lain).” (Qs. Al-Baqarah [2]:254)

Ayat ini berbicara kepada kaum Muslimin dan menyinggung salah satu tugas yang dapat menyebabkan persatuan dan penguatan pemerintahan serta pertahanan serta jihad. Kemudian menyinggung tentang pengaruh ukhrawi perbuatan mulia ini yang akan menyelamatkan manusia pada hari perhitungan. Dan sebaliknya meninggalkan infak dan menumpuk harta serta bersikap bakhil kepada orang lain akan menyebabkan penderitaan pada hari kiamat.

Sehubungan dengan pertanyaan yang Anda ajukan harus kami katakan bahwa kebetulan al-Quran menukil pertanyaan ini dari ucapan orang kafir dan menyatakan perbuatan seperti ini sebagai bentuk sikap keras kepala dan pembangkangan mereka. Al-Quran menyatakan:
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah dianugerahkan Allah kepadamu”, maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman, “Apakah kami akan memberi makan kepada orang yang jika Allah menghendaki tentulah Dia akan memberinya makan? (Allah-lah yang menghendaki dia lapar). Tidaklah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata.” (Qs. Yasin [36]:46)

Logika seperti ini adalah logika awam dan merupakan pandangan picik orang-orang bakhil karena menurut sangkaannya, untuk mengumpulkan harta lebih banyak dan untuk menjustifikasi perbuatannya, bahwa “Apabila si fulan fakir tentu saja ia telah melakukan sesuatu yang dikehendaki Tuhan, dan kalau kami kaya tentu kami melakukan sesuatu sehingga mendapatkan kemurahan Tuhan. Karena itu, bukan kefakiran mereka dan juga bukan kekayaan kita yang tanpa hikmah!!

Apabila Tuhan pemberi rezeki lantas mengapa kalian meminta kami untuk memberikan rezeki kepada orang-orang fakir? Dan apabila Tuhan menghendaki ia fakir lantas mengapa kita harus memberikan derma kepada orang yang dikehendaki fakir oleh Tuhan?

Orang-orang seperti ini lalai terhadap perintah Ilahi untuk berinfak disebabkan oleh beberapa hikmah dan falsafah yang berbeda-beda. Di antara falsafah mengapa kita diperintahkan untuk berinfak adalah sebagai berikut:

Sebagai ujian untuk orang-orang kaya: Dunia adalah medan ujian dan cobaan. Allah Swt menguji salah seorang hamba-Nya dengan kemiskinan dan hamba lainnya dengan kekayaan. Terkadang seorang manusia pada dua masa diuji dengan dua kondisi ini apakah tatkala ia menjadi seorang fakir apakah ia tetap sebagai orang yang amanah dan pandai bersyukur? Atau ia menginjak-injak semua ini? Dan tatkala diberikan kekayaan, 

apakah ia berderma dengan apa yang dimilikinya atau tidak?
Melepaskan kecintaan luar biasa manusia yang terpendam dalam hatinya kepada dunia: Dalam beberapa hadis para Imam Maksum As kecintaan kepada dunia dipandang sebagai akar dan biang seluruh kesalahan dan dosa.

Semoga kita senantiasa menjadi umat yang  selalu ingat untuk berinfaq baik dalam kondisi lapang maupun sulit.  Jika kita sudah tidak memiliki apapun untuk diberikan, berinfaklah dengan doa. Sesungguhnya Allah swt senantiasa memberi kemudahan bagi kita untuk beramal shalih dengan keikhlasan dan hanya berharap ridha Allah swt.


Baca Juga:
http://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/384/pengertian-zakat-infak-dan-sedekah/
https://sedekahdoa.wordpress.com/rahasia-sedekah-di-saat-lapang-dan-sempit/
http://www.islamquest.net/id/archive/question/fa8302


Blog, Updated at: 12:33:00 PM

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts

Flag Counter
“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” (QS. Al-Isra:7)

FOLLOW DAPATKAN UPDATE

Download Lainnya

close