Find us Here

Karl Marx: Ideology of Marxism

A.KARL HEINRICH MARX
1).Biografi karl Marx
Karl Heinrich Marx, lahir 5 Mai 1818 di Kota Frier Traves Jerman. Ayahnya Heinrich Marx merupakan anak pendeta Yahudi di Traves. Sedangkan Ibunya adalah puteri pendeta dari negeri Belanda. Ketika usia Marx enam tahun, kedua orangtuanya pindah ke agama Kristen Protestan. Ini mungkin menjadi sebab yang melahirkan pribadi Marx tidak stabil mental spiritual serta lebih cenderung pada pemikiran yang kontroversial.

Setelah menamatkan Sekolah Menengah dalam usia 17 tahun, Ia menuruti keinginan orangtuanya belajar di Fakultas Hukum Universitas Bonn, tetapi ia tidak bergairah dan keluar setelah mengikuti kuliah selama satu tahun, sebab ia berkeinginan kuliah di jurusan filsafat dan sejarah. Dari Bonn ia pindah ke Universitas Berlin dan memilih bidang filsafat dan sejarah, sebagaimana yang ia cita- citakan. Di Universitas ini, Marx bergabung dalam Club Young Hegelian, yang mengkaji ajaran filsafat Hegel. Inilah yang menjadi cikal bakal pemikiran filsafat sejarahnya, yang walaupun di kemudian hari, pemikiran Hegel itu ditentang olehnya sendiri.

Dalam usia 23 tahun, Marx telah memperoleh Doktor dalam bidang filsafat dengan disertasi berjudul: "The Difference between the Natural Philosophy of Democritos and Natural Philosophy of Epicurus", yang diajukan ke Universitas Jena pada 15 April 1841. gagasan Marx pernah bermasalah di Jerman hingga ia dideportasi ke Prancis, dan seterusnya bersama dengan sahabat dekatnya Engels hijrah ke London – Inggris. Marx meninggal pada 14 Maret 1883. Ia meninggalkan banyak karya dan tulisan diantaranya Manifesto Komunis dan Modal, Kritik atas ekonomi politik.
2). Latar Belakang Historis Pemikiran Karl Marx
Revolusi industri menyebabkan perubahan drastis dalam hubungan masyarakat. Tidak semua orang menarik keuntungan dari berkat-berkat kemajuan teknis ekonomi ini yang begitu disanjungkan orang. Terciptalah suatu masyarakat kelas bahwa para pemilik mempunyai kepentingan yang sama sekali lain dari kepentingan orang miskin. Kemiskinan itu menjadi suatu fenomena struktural dan berkembang, terutama di kota-kota yang tumbuh pesat, dengan ukuran massal.
Karl Marx adalah seorang anak dari zaman Revolusi Industri yang saat itu sedang melanda eropa. Berkembangnya kapitalisme dan revolusi industri telah melahirkan banyak masalah baru. Pertumbuhan penduduk naik dengan cepat, banyak orang daerah yang pergi ke kota untuk mencari pekerjaan sehingga timbul krisis di perkotaan. Pemukiman kumuh muncul dimana-mana. Kaum wanita dan anak-anak di eksploitasi dan dipekerjakan dengan jam kerja yang lama, melelahkan serta diperlakukan kurang manusiawi. Rakyat miskin perkotaan benar-benar hidup dalam penderitaan sehingga melahirkan banyak pemberontakan buruh. Pada saat seperti inilah Karl Marx lahir, berkembang dan menelurkan gagasannya.

Industri-industri besar menelan modal yang besar dan hal ini sama artinya dengan kekuasaan ekonomi di tangan segelintir orang. Karl Marx menunjukkan betapa kaum buruh menjadi semakin miskin. Zaman pencerahan tidak mendukung perkembangan cita-cita sosialis karena digerakkan oleh kelas borjuasi dan borjuasi memperjuangkan kebebasan politik untuk dapat bebas berusaha dan berdagang justru agar dapat mengumpulkan milik pribadi sebebas-bebasnya. Yang mereka tuntut adalah kesamaan politis dan kesamaan di depan hukum, dan bukan kesamaan ekonomis.

Pandangan-pandangan sosialis modern terbentuk antara 1789 (Permulaan Revolusi Perancis) dan 1848 (Revolusi 1848). Ada dua perisitiwa yang menjadi konteks kelahiran cita-cita sosialisme modern itu: Revolusi Perancis (1789-1795) dan Revolusi Industri. Revolusi Perancis menulis tuntutan kesamaan di atas bendera etikanya. Dan Revolusi Industri menciptakan proletariat industrial yang dengan paling tajam memperlihatkan bahwa masyarakat justru tidak sama, melainkan terpecah antara mereka yang kaya, seringkali kaya raya, dan mereka yang melarat tanpa harapan Proletariat sekaligus akan merupakan kelas yang mengembangkan kekuatan untuk memperjuanganlan penghapusan jenjang yang tidak etis itu. Pendek kata, keadaan buruk kaum buruh industri menjadi katalisator yang mendorong para filosof untuk memperluas tuntutan kesamaan ke bidang ekonomi.

Dengan perlahan-lahan menjadi jelas bahwa perkembangan ekonomi bebas, yang didalamnya pemerintah tidak melibatkan dirinya, mempunyai pengaruh-pengaruh negatif untuk kaum buruh. Itulah sebabnya gerakan buruh mulai mengoperasikan dirinya dalam berbagai perserikatan pekerja dan mencoba memperoleh pengaruh politik. Orang lain lagi ingin memaksakan berbagai perubahan melalui jalan lebih radikal.

Keyakinan dasar para pemikir sosialis modern adalah bahwa secara prinsipil produk pekerjaan merupakan milik si pekerja, milik bersama dianggap tuntutan akal budi. Diyakini bahwa masyarakat akan berjalan dengan jauh lebih baik kalau tidak berdasarkan hak milik pribadi. Kata “sosialisme” sendiri muncul di Perancis sekitar tahun 1830, begitu juga kata “komunisme” dipakai untuk aliran sosialis yang lebih radikal, yang menuntut penghapusan total hak milik pribadi dan kesamaan konsumsi serta mengharapkan keadaan komunis itu bukan dari kebaikan pemerintah, meelainkan semata-mata dari perjuangan kaum terhisap sendiri. Karl Marx menyaksikan eksploitasi kejam yang diderita oleh para buruh pabrik di Eropa pada permulaan fajar munculnya revolusi Industri serta kapitalisme terpimpin. Semua itu mendorong Karl Marx untuk mengambil kesimpulan dari filsafat sejarah, satu filsafat yang dapat ia gunakan untuk menganalisis problematika masyarakat dan politik. Akhirnya, dari aliran filsafat Hegel yang idealis, Karl Marx menemukan konsep kontradiksi dialektika, untuk kemudian Karl Marx tafsirkan dengan konsep tersebut sejarah manusia dengan satu penafsiran yang berbeda dengan idealisme Hegel. Akhirnya, Karl Marx menafsirkan bahwa sejarah manusia berdiri diatas konflik yang berkepanjangan antara kelas orang-orang yang dieksploitasi dan kelas orang-orang yang melakukan eksploitasi.

3)Konsep Filsafat Sejarah Karl Marx
Karl Heinrich Marx (1818-1883) adalah filosof Jerman yang pemikirannya telah menjadi inspirasi dasar “Marxisme” sebagi ideologi perjuangan kaum buruh, yang menjadi komponen inti dari ideologi komunisme pemikiran Marx juga telah menjadi salah satu rangsangan besar bagi perkembangan sosiologi, ilmu ekonomi dan filsafat kritis. Pemikiran Mark tidak hanya tinggal diam di wilayah teori, melainkan ideologi yang di kenal ideologi Marxisme dan komunisme. Ideologi ini dalam sejarah telah menjadi kekuatan sosial politik. Dalam sejarah filsafat barat hanya Marx yang mengembangkan sebuah pemikiran yang pada dasar filosofis namun kemudian menjadi teori perjuangan gerakan pembebasan. 
1.Materialisme Dialektis 
Motor perubahan dan perkembangan menurut Karl Marx adalah pertentangan antara kelas-kelas sosial, bukan oleh individu-individu tertentu. Maka menurut Marx tidak tepat jika sejarah di pandang sebagai hasil tindakan raja-raja dan orang-orang besar lainya.

Apa yang di putuskan dan di usahakan oleh orang-orang besar yang dikenal dari buku-buku sejarah popular, meskipun tidak pernah tanpa kepentingan atau cita-cita. Dalam garis besarnya selalu akan bergerak dalam rangka kepentingan kelas mereka serta mencerminkan struktur kekuasaan kelas-kelas dalam masyarakat yang bersangkutan.

Sejarah dalam pandangan karl marx bersifat progres/linier. Disebutkan dalam manifesto komunis bahwa sejarah umat manusia dulu dan kini adalah merupakan sejarah pertentangan kelas dimana motor perubahan dan perkembangan masyarakat adalah pertentangan antar kelas. Fase perkembangan sejarah masyarakat menurut Marx dimulai dari mesyarakat komunal primitive, masyarakat feodal, masyarakat yang sistemnya kapitalisme, masyarakat sosialis dan terakhir adalah masyarakat komunis. 

Marx mengemukakan bahwa yang menentukan perkembangan masyarakat bukanlah kesadaran masyarakat, bukanlah apa yang dipikirkan masyarakat tentang dirinya tetapi keadaan riil masyarakat itu sendiri, kondisi dan situasi hidup masyarakat. Jadi bukan sesuatu yang abstrak yang ada ditataran kepala, yang bayangkan, dicita-citakan, tapi fakta-fakta /keadaan yang ada, proses hidup yang nyata. Cara manusia menghasilkan apa yang dibutuhkan untuk hidup itulah yang disebut keadaan masyarakat. Dengan demikian, keadaan masyarakat selain mempengaruhi perkembangan masyarakat juga mempengaruhi kesadaran masyarakat itu sendiri.

Keadaan masyarakat yang dimaksud adalah produksi dan pekerjaan manusia. Manusia ditentukan oleh produksi, baik hasil produksinya maupun cara berproduksi. Pandangan inilah yang disebut materialisme, yang berarti kegiatan dasar manusia adalah kerja manusia. Dalam hal ini pandangan Marx menerima Feurbach. bahwa kenyataan terakhir adalah objek indrawi dalam pengertian objek indrawi ini dipahami sebagai kerja atau produksi. Namun perbedaan dari Feurbach adalah dunia indrawi yang mengelilinginya itu bukan sesuatu yangada begitu saja, melainkan alam merupakan produk dari industri dan masyarakat dalam arti alam adalah produk dari sejarah. 
Kata meterialisme yang digunakan Marx bukanlah dalam arti filosofis sebagai kepercayaan bahwa hakekat seluruh realitas adalah materi, melainkan ia ingin menunjukan pada faktor-fakor yang menentukan sejarah yang terdapat dalam produksi kebutuhan manusia. Seperti dalam penjelasan sebelumnnya faktor-faktor ini mengacu pada keadaan manusia.

Istilah sejarah mengacu pada Hegel. sebagai proses dialektis diterima Marx. Akan tetapi terdapat perbedaan pengertian. Sejarah dalam pengertian Marx adalah perjuangan kelas-kelas untuk mewujudkan kebebasan, bukan perihal perwujudan diri Roh, bukan pula tesis–anti tesis Roh Subjektif –Roh Objektif melainkan menyangkut kontradiksi-kontradiksi hidup dalam masyarakat terutama dalam kegiatan ekonomi dan produksi. Jadi untuk memahami manusia dan perubahannya tidak perlu memperhatikan apa yang dipikirkan oleh manusia melainkan melihat segala hal yang berkaitan dengan produksi.

2.Materialisme Historis
Pandangan materialis sejarah adalah teori Karl Marx tentang hukum perkembangan masyarakat. Inti pandangan ini ialah bahwa perkembangan masyarakat ditentukan oleh bidang produksi. Bidang ekonomi adalah basis, sedangkan dua dimensi kehidupan masyarakat lainnya, institusi-institusi sosial, terutama negara, dan bentuk-bentuk kesadaran sosial merupakan bangunan atas. Oleh karena faktor penentu adalah basis, maka harus memperhatikan dahulu bidang ekonomi. Ciri yang menurut Marx paling menentukan bagi semua bentuk ekonomi sampai sekarang adalah pemisahan antara para pemilik dan pekerja. Masyarakat terdiri dari kelas-kelas sosial yang membedakan diri satu sama lain berdasarkan kedudukan dan fungsi masing-masing dalam proses produksi yaitu kelas-kelas pemilik dan kelas-kelas pekerja. Disini kelas pemilik begitu berkuasa. Misalnya para pemilik tanah mengontrol para buruh tani. Itu berarti bahwa para pemilik dapat menghisap tenaga kerja para pekerja. Kelas-kelas pemilik merupakan kelas-kelas atas dan kelas-kelas pekerja merupakan kelas-kelas bawah dalam masyarakat. Jadi menurut Marx ciri khas semua pola masyarakat sampai sekarang ialah, bahwa masyarakat dibagi ke dalam kelas-kelas atas dan bawah. Struktur ekonomi tersusun sedemikian rupa hingga yang pertama ( pemilik ) dapat hidup dari penghisapan tenaga kerja yang kedua ( pekerja ). Menurut Marx perkembangan sejarah kemanusiaan berwujud dalam lima tahapan:
  1. Masyarakat Komunal Primitif, tahap ini masyarakat masih memakai alat- alat bekerja yang tidak mengandalkan produktivitas (alat produksi bukan milik pribadi, tapi milik komunal)
  2. Masyarakat perbudakan (Slavery) tahap ini mulai ada hubungan antara pemilik alat dan para pekerja yang hanya memiliki tenaga.
  3. Perkembangan masyarakat feodal, tahap ini muncul setelah runtuhnya masyarakat perbudakan serta alat produksi terpusat pada kaum bangsawan. Pada tahap ini muncul dua golongan yaitu kelas feodal tuan tanah dan kelas petani- buruh tani.
  4. Masyarakat Kapitalis. Tahap dimana masyarakat menghendaki kebebasan dalam mekanisme perekonomian, disinilah muncul istilah kelas proletar (kelas pekerja) dan kelas borjuis (Pemilik alat Produksi ).
  5. Masyarakat Sosialis. Tahap ini disebut tahap masyarakat yang ideal. Yang diharapkan adalah kepemilikan produksi dan alat-alatnya disandarkan atas hak milik sosial atau bersama (social ownership ) serta lahir masyarakat tanpa kelas.
Dari lima tahap ini ditemukan dua faktor kunci yang mendasari proses didalamnya : Pertama kekuatan produksi (Forces of production) dan kedua, Hubungan Produksi (Relations of production).


Blog, Updated at: 1:12:00 PM

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts

Flag Counter
“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” (QS. Al-Isra:7)

FOLLOW DAPATKAN UPDATE

Download Lainnya

close