Find us Here

Khazanah Pemikiran dalam Islam


Kerangka Khazanah Pemikiran dalam Islam
Pengertian Khazanah Pemikiran Islam
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Khazanah diartikan sebagai barang milik; harta benda; kekayaan; atau juga disebut dengan kumpulan barang; perbendaharaan: namun secara terminologi khazanah pemikiran Islam dapat diartikan sebagai perbendaharan/atau kekayaan pemikiran dalam agama Islam. 

Khazanah Pemikiran dalam Islam memiliki kerangka, kerangka tersebut penulis dapati dalam ruang kuliah "khazanah Pemikiran Islam" bersama Dosen Bapak Syamsul Rijal. M,Ag. kerangka tersebut terdiri dari: 

1. Ilmu Kalam
2. Falsafah
3. Kajian kontemporer  
Ruang Lingkup Khazanah Pemikiran Islam 
A. Ilmu kalam
     Pengertian 
      Ilmu kalām (bahasa Arabعلم الكلام) adalah disiplin filsafat mencari prinsip-prinsip teologi Islam melalui dialektika. Dalam bahasa Arabperkataan ini secara harfiah bermakna "kata-kata". Seorang cendekiawan kalam digelari sebagai seorang mutakallim (ahli teologi Islam; jamak mutakallimiin).(1) Terdapat banyak tafsiran mengapa disiplin ini digelar "kalam"; salah satu alasannya adalah kontroversi terbesar dalam bidang ini berkaitan dengan Firman Allah, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur'an, bisa dianggap sebagai bagian dari esensi Tuhan dan karena itu tidak diciptakan, atau apakah itu dibuat menjadi kata-kata dalam arti normal berbicara, dan karena itu dibuat.


Macam - Macam Ilmu Kalam sebagai berikut.
1. Ilmu Tauhid, 


 Ilmu Tauhid adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat Allah, mengupas dalil-dalil guna membuktikan adanya Zat yang mewujudkan, serta mengupas dalil-dalil sam'iyat guna mempercayai sesuatu dengan yakin, dinamakan ilmu tauhid karena :
- Pokok bahasan utama ilmu ini menyangkut keesaan Allah.
- Keyakinan akan keesaan Allah merupakan akidah paling asasi dan utama bagi setiap muslim.

2. Ilmu Aqa'id


Ilmu Aqa'id artinya simpulan atau buhul, yaitu kepercayaan yang tersimpul dalam hati, atau pandangan yang bersemayam dalam jiwa manusia dan diyakini kebenarannya sehingga tidak mudah dilepaskan.

3. Ilmu Usuluddin


Ilmu Ushuluddin yang membahas tentang prinsip-prinsip dasar agama dengan menggunakan dalil-dalil qat'iyyah dan logika. Dinamakan usuluddin karena menjadi objek bahasan utamanya adalah dasar-dasar agama yang merupakan masalah pokok dalam ajaran islam,.

Fungsi Ilmu Kalam
Berikut beberapa fungsi ilmu kalam.
1. Menjaga kemurnian dasar-dasar agama dan memberikan dasar-dasar argumentasi yang kuat di hadapan para penentangnya.
2. Memberikan arahan dan petunjuk kepada orang-orang yang membutuhkan nasihat, khususnya jika Islam bersinggungan dengan teologi agama lain dalam masyarakat yang heterogen.
3. Menopang dan menguatkan sistem nilai ajaran Islam yang terdiri atas tiga pilar, yaitu: imam sebagai landasan akidah. Islam sebagai manifestasi syariat, ibadah dan muamalah. Serta ihsan sebagai aktualisasi akhlak.
4. Menjadi pijakan bagi ilmu-ilmu syariah.
5. Menjaga kesucian niat dan keyakinan yang merupakan dasar dalam perbuatan untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat.(2)




B. Falsafah

Pengertian 
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan, dan pemikiran manusia secara kritis, dan dijabarkan dalam konsep mendasar.[1]Filsafat tidak di dalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen, dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi, dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir, dan logika bahasa.
Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran, dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.


Munculnya Filsafat

Filsafat, terutama filsafat barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke 7 S.M.. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai memikirkan, dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka, dan tidak menggantungkan diri kepada agama untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani, dan tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filsuf ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filsuf-filsuf Yunani yang terbesar adalah SokratesPlato, dan Aristoteles. Sokrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah “Komentar-komentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.
Buku karangan Plato yg terkenal adalah berjudul "etika, republik, apologi, phaedo, dan krito".
a. Secara etimologis filsafat berasl dari bahsa Arab yaitu falsafah.Kata falsafah inipun berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata philosophia.Philos berarti cinta, suka.Sophia berarti pengetahuan, ilmu, kebijaksanaan.JadiPhilosophia berarti cinta pengetahuan atau cinta pada kebijaksanaan.
b. Dilihat dari segi praktis filsafat berarti alam berpikir atu alam pikiran. Filsafat adalah suatu ilmu yang merupakan hasil akl manusia yang memikirkan dan mencari hakikat kebenaran segala sesuatu.
c. Menurut Al-Farbi (wafat 350 M),filasafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
d. Prof. Dr. Fuad Hasan (guru besar Psikologi UI) menyilmpulkan bahwa Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal.
e. Menurut H. Hasbulah Bakri, Filsafat adalah Ilmu yang mempelajari,menyelidiki dan mencoba menjawab masalah-masa;ah yang tidak dapat di jawab oleh ilmu pengetahuan biasa karena masalah tersebut berad diluar jangkauan ilmu pengetahuan biasa
f. Plato (427 SM-347 SM),filsuf Yunani murid Socrates dan guru Aristoteles. Ia mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli).
g. Aristoteles (382Sm-322 Sm) :Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang didakamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (menyelidiki segala asas dan sebab segala benda.
Definisi-definisi tersebut merupakan definisi filsafat secara umum. Adapun definisi filsafat Islam lebih terfokus pada apakh filsafat Islam itu bisa di sebut sebagai filsafat Arab atau tidak.berikut ini adalah beberapa definsis filsafat Islam.
a. Mnurut Mustofa Abdul Razik, Filsafat Islam adlah filsafat yang tumbuh di negeri Islam dan dibawah naungan negara Islam, tanpa memandang agama dan bahasa pemilknya. Pengertian ini diperkuat oleh Prof. Tara Chand, bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani yang telah menulis kitan-kitab filsafat yang bersifat kritis itu henndaknya dimasukkan ke dalam Filsafat Islam.
b. Dr. Ibrahim Madzkur mengatakan :Filsafat Arab bukanlah produk suatu umat atu ras.Dia mengatakan, Fisafat Islam mencakup segala studi filsofis yang ditulis di bumi Islam baik itu hasil karya orang Yahudi atau Nasrani.
c. Dr. Sidi Gazalba mendefinisikan filsafat Islam sebagai hasil pikiran manusi yang digerakkan oleh naqli (al-quran dan Sunnah). Disebuit jug sebagai ilmu untuk membuktikan kebenaran whyu dan sunnah yang memberikan keteranagn, ulasan tafsiran denagn pemikaran budi yang mempunya sistem, radikal, dan global (umum).
d. Menurut Fuad Al-Akhwani, Filsafat Islam adalah pembahasan meliputi berbagai soal alam semesta dan bermacam masalah manusia atas dasar ajaran-ajaran keagamaan yang turun bersama lahirnya agama Islam.
Adapun definisi filsafat menurt tokoh filsafat pada awal masuknya filsafat ke dalam ranah berfikir orang islam adalah sebagai berikut :
a. Al-Kindi
Al-Kindi mendefinisikan filsafat dari berbagai sudut pandang,namun Ia lebih menspesifikasikan filsafat sebagai pengetahuan tentang segala sesuatu yang abadi dan besifat menyeluruh (umum), baik esensinya maupu kausa-kausanya.Defiisi ini di ambil dari sudut pandang materinya.
b. Al-Farabi
Al-Farabi mendefinisikn filsafat sebagai : Al Ilmu bilmaujudaat bima Hiya Al Maujudaat,yaitu suatu ilmu yang menyelidiki hakikat sebenarnay dari segala yang ada ini.
Al Farabi berusaha memadukan beberapa aliran filsafat fal safah al taufiqhiyah atau wahdah ala falsafah yang bebrkembang sebelumnya, terutama pemikiran Plato, Aristoteles, dan Plotinus, juga antara agama dan filsafat. 
Al farabi berpandapat bahwa pada hakikatnya filsafat itu adalah satu kesatuan, oleh karena itu para filosof besar harus menyatujui bahwa satu-satunya tujuan adalah mencari kebenaran.
c. Ikhwan Al-Shafa’
Ikhwan Al-Shafa’ adalah golongan dalam filsafat yang menyatakan filsafat itu bertingkat-tingkat,yaitu :
1. Cinta ilmu
2. mengetahui hkikat wujud-wujud menurut kesanggupan manusia
3. berkata dan berbuat sesuai dengan ilmu.
d. Ibnu Rusyd
Aliran filsafat Ibn Rusyd adalah rasional. Ia menjunjung tinggi akal fikiran dan menghargai peranan akal, karena dengan akal fikiran itulah manusia dapat menafsirkan alam maujud. Akal fikiran bekerja atas dasar pengertian umum (ma¡¦ani kulliyah) yang didalamnya tercakup semua hal ihwal yang bersifat partial (juz¡¦iyah). Ia menjelaskan bahwa kuliyyat adalah gambaran akal, tidak berwujud kenyataan diluar akal.
e. Ibu Maskawih
Maskawih membedakan antar pengertian hikmah dan filsafat. Menurutnya, hikmah adalah keutamaan jiwa yang cerdas (aqilah) yang mampu membedakan mana yang bak dan man yang buruk.
Mengenai filsafat Ia tidak memberikan pengertian secara tegas.Ia membagi filsafat menjadi dua bagian yaitu teoritis dan praktis. Teoritis merupakan kesmpurnaan manusia yang mengisi potensinya untuk dapat mengetahui segala sesuatu sehingga dengan kesempurnaan ilmunya itu pikrannya benar. Sedangkan bagia praktis merupakan kesempurnan manusia yang mengisi potensinya untk dapat melakukan perbuatan-perbuatan moral.
f. Suhrowardi Al-Maqtul
Pandangan Suhrowardi terhadap metafisika dan cahaya pada dasarnya tetap bersifat immaterial. Entitas yang pertama yang diciptakan Tuhan adalah akalpertama, kemudian melalui proses emanasi timbul akal kedua dan seterusnya.
g. Ibnu Sina
Dari Tuhanlah kemajuan yang mesti, mengalir intelegensi pertama sendirian karena hanya dari yang tunggal. Yang mutlak, sesuatu yang dapat mewujud. Tetapi sifat ontelegensi pertama tidak selamanya mutlak satu, karena ia bukan ada dengan sendirinya, ia hanya mungkin dan kemungkinannnya itu diwujudkan oleh Tuhan. Berkat kedua sifat itu, yang sejak saat itu melingkupi seluruh ciptaan di dunia, intelgensi pertama memunculkan dua kewujudan yaitu:
a. Intelegensi kedua melalui kebaikan ego tertinggi dari adanya aktualitas. 
b. Lingkungan pertama dan tertingi berdasarkan segi terendah adanya, kemungkinan alamiyah. Dua proses pamancaran inii berjalan terus sampai kita mencapai intelegensi kesepuluh yang mengatur dunia ini, yang oleh kebanyakan filosuf muslim disebut sebagai malaikat Jibril.
h. Al-Ghazali
Pada mulanya ia berangggapan bahwa pengetahuan itu adalah hal-hal yang dapat ditangkap oleh panca indra. Tetapi kemudian ternyata bahwa baginya panca indra juga berdusta. Karena tidak percaya pada panca indra, al Ghazali kemudian meletakan kepercayaannya kepada akal. Alasan lain yang membuat al Ghazali terhadap akal goncang, karena ia melihat bahwa aliran-aliran yang mengunakan akal sebagai sumber pengetahuan, ternyata menghasilkan pandangan-pandangan yang bertentangan, yang sulit diselesaikan dengan akal.
Lalu al Ghazali mancari ilm al yaqini yang tidak mengandung pertentangan pada dirinya. Tiga bulan kemudian Allah memberikan nur yang disebut juga oleh Al Ghazali sebagai kunci ma¡¦rifat ke dalam hatinya. Dengan demikian bagi Al Ghazali intuisi lebih tinggi dan lebih dipercaya daripada akal untuk menangkap pengetahuan yang betul-betul diyakini.
i. Ibnu Thufail
Ibn Thufail menunjukkan jalan untuk sampai kepada objek pengetahuan yang maha tingi atau Tuhan. Jalan pertama melalui wahyu, dan jalan kedua adalah melalui filsafat. Ma’rifat melalui akal ditempuh dengan jalam keterbukaan, mengamati, meneliti, mancari, mencoba, membandingkan, klasifikasi, generalisasi dan menyimpulkan. Jadi ma’rifah adalah sesuatu yang dilatih mulai dari yang kongkrit berlanjut kepada yang abstrak. Dan khusus menuju global. Seterusnya dilanjutkan dengan perenungan yang terus menerus. Ma’rifah melalui agama terjadi lewat pemahaman wahyu dan memahami segi batinnya dzauq. Hasilnya hanya bisa dirasakan, sulit untuk dikatakan. Tidak heran kalau muncul syatahat dari mulut seorang sufi. Jadi proses yang dilalui ma’rifat semacam ini tidak mengikuti deduksi atau induksi, tetapi bersifat intuitif lewat cahaya suci.
j. Ibnu ‘Arabi
Filsafat Ibn ‘Arabi tentang wujud (realitas) Tuhan, alam semesta, dan manusia. 
-Pengertian Wahdat al wujud. Terdiri dari dua kata, yaitu: wahdat (sendiri, tunggal,kesatuan) sedangkan wujud (ada). Dengan demikian Wahdat al wujud berarti kesatuan wujud.
– Kata al wahdah digunakan pula oleh para ahli filsafat dan sufistik sebagai suatu kesatuan antara materi dan roh, substansi (hakikat) dan format (bentuk), antara yang nampak (lahir) dan yang batin, antara alam dan Allah, karena alam dari segi hakikatnya qadim dan berasal dari Tuhan.
k. Mulla Shadra
Ia mendefinisikn filsafat dalam dua bagian utama.yang pertma adalah bagian teoritis yang mengacu pada pengetahuan tentang segala sesuatu sebagaiman adanya, dan yang kedua yaitu bagian praktis yang mengacu pada pencapaian kesempurnaan-kesempyrnan yang cocok bagi jiwa.
l. Muhammad Iqbal
– Agama ialah suatu konsep dari suatu pengalaman yang kompleks, sebagian bersifat rasional, etik, dan sebagian lagi bersifat spiritual.
– Agama bukan semata-semata hanya pikiran atau cuma perasaan juga bukan sekedar tindakan tetapi merupakan ekspresi manusia secara keseluruhan, karenanya agama tak bertentangan dengan filsafat, bahkan merupakan suatu segi yang penting dari pengalama total, tentang realitas yang harus dirumuskan oleh filsafat.

C. Kajian Kontemporer
Kata “kontemporer” yang berasal dari kata “co” (bersama) dan “tempo” (waktu). Sehingga menegaskan bahwa seni kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. kajian kontemporer ini lebih kepada pengkajian dan penelaahan masalah yang sifatnya modern.
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian kontemporer berarti sewaktu, semasa, pada waktu atau masa yang sama, pada masa kini,dewasa ini. Jadi dapat disimpulkan bahwa Kajian kontemporer adalah tentang perkembangan pemikiran dewasa ini. 
Dalam hal ini yang menjadi titik acuan adalah bagaimana tanggapan dan metodologi dalam memberikan jawaban terhadap masalah-masalah kontemporer
Adapun yang melatarbelakangi munculnya isu kajian Kontemporer yaitu akibat adanya  arus modernisasi yang meliputi hampir sebagian besar Negara-negara yang dihuni oleh mayoritas umat islam. Dengan adanya arus moderenisasi tersebut, mengakibatkan munculya berbagai macam perubahan dalam tatanan sosial umat islam, baik yang menyangkut ideologi, politik, sosial, budaya dan sebagainya. Berbagai perubahan tersebut seakan-akan cenderung menjauhkan umat dari nilai-nilai agama.



Daftar Bacaan:

1. https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_kalam
2. http://www.musafus.web.id/2015/11/pengertian-macam-dan-fungsi-ilmu-kalam.html
3. https://semilicity.wordpress.com/2009/04/24/definisi-filsafat-islam/
4. http://islamalternatif.com/category/universalia/kajian-kontemporer/
5. http://azyieh.blogspot.co.id/2014/11/fiqh-klasik-dan-kontemporer.html
6. Anwar, Syahrul, Ilmu Fiqh & Ushul Fiqh, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2010), hal. 13
7.Muhammad Azhar, Fiqh Kontemporer dalam pandangan aliran neomodernisme, (Yogyakarta: Lesiska, 1996), hal.4


Blog, Updated at: 12:50:00 PM

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts

Flag Counter
“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” (QS. Al-Isra:7)

FOLLOW DAPATKAN UPDATE

Download Lainnya

close